Rabu, 06 Mei 2009

محاولة المدرس في ترقية تعليم القران للاطفال في المسجد نورالصالحين واهد هاشم جمبر للسنة الدراسية 2008

محاولة المدرس في ترقية تعليم القران للاطفال في المسجد نورالصالحين واهد هاشم جمبر للسنة الدراسية 2008 /2009
ب. خلفية المسألة
قال الله تعالي فى القران الكريم شهر رمضان الذى انزل فيه القران هدى للناس و بينات من الهدى و الفرقان ( الى اخر الاية ) يهدى الله ئبالقران على قلوب الناس الذين امنوا وصدقوا بعلمهم الى صراط المستقيم حتى يعلموا ما احل الله و ما حرم عليهم . و يستطيعوا ان يخرجوا من لظلمات الى النور و من سوء الاداب الى احسن الاداب و يدفعوا مضرات على انفهم و اهلهم و حصلوا المفائز فى الحياة الدنيا و فى الاخرة هذا يدل ان لم يكن القران نزولا يكون الناس ظالما جاهلا و ضلالا كا لاعمى الذى يغوت عصه اوليس عليه المرشد . و كالسيارة بلا سائق تجرى بلا وجهة نصادمت كل ما قدم و كالحيوان الاعخم لا يعرف من هذه الحياة الا ما تهتدى اليه البهائم بالسوق الطبيعى من المتمتع بالمطاعم و المشارب و الملذات و الايبال مما يضره ام ينفعه . و معا ذالك المجتمع فى العصر توليعه تعلما لغة العربي و الاقباح من ذالك منهم يدعون تقليد بنى الغرب و قل ا فساقهم و م فاسد الاخلاق منهم فلا يعرفون عن المدينة الاتباع الهوى و العمل المناكر

Senin, 04 Mei 2009

Umat Islam Indonesia dan Ideologi Komunis

u Abikoesno Tjokrosoejoso (PSII) dengan Husni Thamrin (Parindra) dan Amir Sjarifoeddin (Gerindo) mengorganisasi Rapat Umum GAPI yang memprakarsai Kongres Rakjat Indonesia 1939, menghayati persatuan Nasasos yang diimingkan oleh Bung Umat Islam Indonesia
dan Ideologi Komunis
Oleh: Kemal Afkika*

S
EBANYAK 90 persen penduduk Indonesia beragama Islam. Sudah semestinya umat ini memegang peran penting dalam kehidupan bangsa. Sudah hampir seribu tahun, di pesisiran Nusantara bertaburan pusat kebudayaan madani Islam yang cergas berniaga. Umat Islam jugalah yang memelopori perlawanan terhadap penjajahan Portugis dan Belanda serta menjadi perintis perjuangan kemerdekaan nasional dengan pembentukan Sarekat Islam.
Namun, umat Islam Indonesia menderita serba kekurangan sepanjang zaman penjajahan, sampai-sampai oleh seorang pengamat pernah dijuluki sebagai "kelompok mayoritas yang bermentalitas kelompok minoritas". Walaupun jumlahnya 90 persen dari penduduk, dalam kehidupan politik, umat Islam Indonesia seakan-akan "minder".Pertama kalinya dalam sejarah Republik Indonesia, yang menjadi presiden kini tokoh partai Islam. Maka dapat diharapkan, umat mayoritas ini akan menempati kembali kedudukan terkemuka yang layak dalam kehidupan bangsa. Sayang, realisasi harapan ini masih dirintangi oleh kekurangan solidaritas di dalam umat Islam sendiri. Nyatanya, umat mayoritas inilah yang paling keras bereaksi terhadap prakarsa Presiden Abdurrahman Wahid untuk memeriksa kembali Ketetapan Nomor XXV/MPRS/1966. Mungkin tokoh partai Islam lain berat menyaingi kepopuleran Gus Dur di dalam dan di luar negeri, maka dilihatnya kasus ketetapan MPRS ini sebagai "kesempatan".
Selain dampak langsung persaingan itu masih ada dampak balik. Akibat serangan-serangan terhadapnya, Gus Dur terpaksa bersikap defensif, termasuk "terjebak" memecat Laksamana Sukardi tanpa alasan yang memadai serta kurang tegas mengecam aksi Banser terhadap redaksi Jawa Pos. Beradu pendapat secara bebas itu memang satu asas demokrasi. Tapi segalanya itu harus dalam kerangka pembelaan keutuhan wadah demokrasi dan negara hukum itu sendiri. Yang menjadi ukuran adalah apakah kritik tertentu itu konstruktif akan mencegah satu kekeliruan, atau destruktif -- semata-mata akan menjatuhkan saingan politik.
Para tokoh modern partai-partai Islam itu cendekiawan yang paham akan tamadun politik modern dalam tatanan demokrasi. Argumentasi Gus Dur mengenai ketetapan MPRS yang amat gamblang itu pasti mereka pahami pula. UUD 1945 tidak memberi peluang untuk melarang satu ideologi, tapi hanya sekadar untuk melarang satu partai -- itu pun tentu hanya setelah memenuhi prosedur hukum yang sah. Baiklah kasus Tap No. XXV/MPRS/1966 itu kita teliti lebih saksama. Dasar syak wasangka umat Islam terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah karena komunisme itu ateis. Sebenarnya, orang PKI pun ada yang beragama, sedangkan orang ateis di Indonesia ada yang tak berhubungan dengan PKI, bahkan ada yang bermusuhan dengan PKI. Jadi, kalau memang ateisme yang dilawan, malah melesetlah jika yang disasari itu khusus komunisme. Pemojokan orang komunis dengan dalih bahwa mereka anti-Tuhan itu asalnya satu taktik zaman penjajahan yang bertujuan memecah-belah gerakan kemerdekaan nasional dulu.Pokok ajaran komunis itu bukan ateisme, melainkan teori perjuangan kelas. Agama oleh Karl Marx dipandang sebagai alat kelas penindas untuk meninabobokan kelas tertindas, maka ditentangnya. Marx ternyata keliru. Agama bisa juga memihak kaum tertindas. Kita ingat peran mazhab Protestan di Eropa dan agama Islam di Indonesia dalam perjuangan melawan feodalisme pada abad ke-15 dan ke-16. Lihatlah juga kasus "teologi pembebasan" di Amerika Latin pada abad ke-20. Akhirya, sikap komunis terhadap agama ini-itu sekadar taktik, seperti partai memilih akan berkoalisi dengan siapa. Keberatan hakiki terhadap komunisme sejak dulu bukan ateismenya, melainkan teori perjuangan kelas dengan penumbangan negara lama dan penegakkan "diktatur proletariat". Tapi PKI dulu saja sudah akur dengan "sosialisme ala Indonesia" rumusan Sukarno, yang mereka anggap akan menuju tatanan sosialis mereka tanpa perlu menumbangkan negara RI. Memang Karl Marx merumuskan teori perjuangan kelasnya di zaman antagonisme kelas abad ke-19, waktu gerakan "kelas proletar" tidak mendapat akses ke proses pemerintahan. Dalam abad ke-20, gerakan buruh di negeri industri disertakan sebagai salah satu sokoguru negara, sehingga tidak lagi antagonis. Setelah Uni Soviet roboh dan perang dingin berakhir, isu "diktatur proletariat" di kalangan komunis sedunia sudah sepi benar. Dulu sajapun, orang komunis cuma berbahaya ketika dilarang dan dipaksa bergerak di bawah tanah. Tidak nyenyaklah orang tidur, menduga-duga mereka gelap-gelap lagi berbuat apa. Sedangkan kalau bergerak legal dalam rangka tatanan demokrasi, mereka malah turut memikul tanggung jawab negara.
Prakarsa Gus Dur untuk konsisten menegakkan kembali legalitas juga dalam hal menghapuskan Tap No. XXV/MPRS/1966 itu masih punya aspek lain. Pada 1965-1966, umum tidak menggugat ketika oknum yang diduga sebagai PKI dibantai ratusan ribu orang. Toh itu orang komunis, sangkanya. Belakangan, giliran orang Islam alim-alim yang menjadi korban di Tanjungpriok, Lampung, dan juga di Aceh.
Adat bunuh-bunuhan yang "dimasyarakatkan" oleh Orde Baru sebagai cara politik itu adat jahiliah yang amat berbahaya untuk nasib bangsa. "Adat" itu mengancam kehidupan orang Islam dan orang Kristen di Maluku, dan merongrong keutuhan Negara Kesatuan Republika Indonesia (NKRI). Jika dibiarkan terus, siapa bisa menjamin tak mungkin satu saat pengikut Muhammadiyah bunuh-bunuhan dengan Nahdlatul Ulama?
Dan lepas dari soal pembunuhan, kalau sekali boleh sewenang-wenang melarang PKI, apakah besok boleh melarang PPP atau Golkar? Tidakkah dulu sudah pernah melarang Masyumi dan PSI? Memang akseptasi terhadap pelanggaran hukum itu serupa jin: sekali boleh menyelinap dari botol, sulit dibuat masuk kembali.
Lumrah jika Gus Dur selaku Presiden RI bertekad membasmi adat sesat pembantaian lawan politik dan pelarangan ideologi itu sampai ke akarnya. Sedangkan pangkal mula adat warisan Orde Baru itu tiada lain dari pembantaian 1965-1966 dengan Tap No. XXV/MPRS/1966 itu.

Kalau presiden dari partai Islam ini berhasil, berartilah peran teladan umat Islam itu pulih kembali, maka terhapuskanlah sikap "minder" yang dulu itu. Dalam tamadun demokrasi, mayoritas unggul karena cakap mengatur kehidupan bersama yang rukun tanpa harus memaksa minoritas takluk.
Sejarah masa kejayaan Islam berlawanan sekali dengan gambaran "minder" dan "sektaris" yang suka dilekatkan pada umat islam. Ini tidak saja jelas misalnya dari zaman Harun al-Rasyid, ketika Bagdad menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kesenian yang masyhur di seluruh dunia.
Kita ingat riwayat Sultan Salah ad-Din, sampai sekarang dikagumi orang Eropa yang menamakannya "Saladin". Beliau mengalahkan balatentara kaum Serani dan menyisihkan mereka dari Palestina, kemudian mempertahankan Jerusalem terhadap serbuan baru dalam Perang Salib Ke-3. Walaupun demikian, beliau dalam sastra dan pustaka sejarah di Eropa dilukiskan sebagai penguasa yang arif bijaksana. Dicatatnya juga perlakuan beliau yang begitu manusiawi terhadap umat non-Islam (terutama Kristen dan Yahudi).
Sejarah Indonesia cukup contohnya akan tokoh Islam yang menjadi teladan. Lihatlah Syekh Yusuf pada abad ke-17. Tidak saja unggul selama memimpin perlawanan Banten terhadap VOC, dalam tawanan pun, dalam pengasingan di Tanjung Harapan, beliau tetap dihormati sebagai pemimpin agama, tidak sekadar oleh umatnya sendiri. Orang Eropa di Afrika Selatan turut hormat kepada beliau (yang mereka sebut "Sheik Joseph") sebagai ulama yang arif dan berpengetahuan luas.

Dalam pergerakan kemerdekaan, tokoh nasional yang dikenal paling cendekia, paling luas pengetahuannya, mahir delapan bahasa, dan sekaligus tercatat sangat toleran kepada orang yang berbeda pendiriannya justru seorang tokoh Islam, yaitu Haji Agus Salim. Walaupun penduduk masih serba kurang pendidikan, tokoh-tokoh Islam yang sempat bersekolah sejak paling permulaan pergerakan tidak berpandangan sempit. Lihatlah baik Tirto Adisoerjo maupun Tjokroaminoto. Sarekat Islam menjadi wahana yang luas, sampai-sampai PKI itu sendiri terjadi dari salah satu bekas fraksi SI itu!
Walaupun pergerakan lalu berurai atas bunga-rampai arus politik, menghadapi ancaman Perang Dunia II, mereka dapat berpadu kembali: bertem Karno.
Kebijakan Gus Dur yang mengandalkan toleransi antara golongan, suku bangsa, dan umat ini benar-benar "kembali ke asal", menghayati kembali gagasan bapak-bapak kemerdekaan yang dulu, sambil menjamin prasarana terbangunnya tamadun politik negara demokrasi sekarang. Bersamaan dengan itu, kebijakan tersebut mencerminkan jiwa kebesaran Islam periode kejayaan negeri "di atas angin" dan tokoh Islam terkemuka pergerakan nasional negeri "di bawah angin" ini.
Tokoh-tokoh politik Islam berpendidikan modern sekarang berat tanggung jawabnya, kalau mendahulukan perhitungan singkat persaingan antarpartai dan meremehkan kepentingan bersama yang lebih besar. Mereka pasti paham akan makna penting kebijakan Gus Dur itu khusus bagi umat Islam Indonesia seluruhnya, agar menempati kedudukan yang layak sebagai barisan pokok dalam derap maju bangsa Indonesia.
*) Mahasiswa STAIN Jember, jurusan tarbiyah prodi Kependidikan Islam

laporan adik ppl

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI ARJASA
KELAS VIII SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2008/2009



LAPORAN
Disusun sebagai persyaratan kelulusan PPL II


Oleh :
SITI ROMLAH
NIM. 084061421











JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA NEGERI
( STAIN ) JEMBER
MARET 2009

LAPORAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


Laporan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) ini
Telah disetujui dan disahkan

Pada hari : ........................
Tanggal : .........................
Bulan : Maret ..............
Tahun : 2009 ...............

Oleh :

Dosen Pembimbing Lapangan


Abdul Rahim, S. Si, M. Si
NIP. 150.300.940 Guru Pamong


Sri Chikmawati, S. Ag
NIP. 150.276.585


Mengetahui :
An. Ketua STAIN Jember
Ketua Laboratorium
Jurusan Tarbiyah


HM. Syamsudini, M. Ag
NIP. 150.327.331
Kepala
MTs Negeri Arjasa


AH. Toyyib, S. Ag
NIP. 150.190.699


KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya program Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) bagi mahasiswa jurusan Tarbiyah Sekolah tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN ) Jember pada tahun akademik 2008/2009. program ini merupakan kegiatan kurikuler yang wajib ditempuh oleh mahasiswa jurusan Tarbiyah yang mencakup latihan mengajar, pengelolaan sekolah atau Madrasah dan layanan bimbingan secara terbimbing dan terpadu sebagai persyaratan pembentukan profesi kependidikan.
PPL dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan pemahaman dan pengalaman mahasiswa secara nyata tentang penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau madrasah yang meliputi : penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), proses pembelajaran, memberikan layanan bimbingan siswa dan mempelajari pengelolaan sekolah atau madrasah. Diharapkan nantinya program PPL ini dapat membentuk mahasiswa menjadi tenaga-tenaga pendidikan yang profesional.
Ucapan terima kasih yang tiada terhingga kami sampaikan kepada :
1. Bapak Dr M Khusnurridlo, M. Pd selaku ketua STAIN Jember
2. Bapak Abdul Rahim, S. Si, M. Si selaku dosen pembimbing lapangan
3. Bapak Ah Toyyib, S. Ag selaku kepala MTs Negeri Arjasa
4. Ibu Sri Chikmawati, S. Ag selaku guru pamong
5. Segenap keluarga besar MTs Negeri Arjasa
6. Rekan-rekan praktikan dan semua pihak yang telah membantu suksesnya kegiatan ini
Semoga segala bantuan, bimbingan, motivasi dan sebagainya dicatat oleh Allah SWT sebagai amal ibadah Amin. Akhirnya tak ada gading yang tak retak, kami mohon maaf atas segala kesalahan dan kehilangan baik dalam sikap maupun tutur kata kami selama pelaksanaan kegiatan ini.

Jember, Maret 2009
Praktikan
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
PERANGKAT PEMBALAJARAN
1. Kalender Pendidikan 1
2. Analisis Pekan Efektif 2
3. Program Tahunan 4
4. Program Semester 7
5. Pengembangan Silabus 10
RENCANA PEMBELAJARAN
1. Rencana Pembelajaran I 13
2. Rencana Pembelajaran II 16
3. Rencana Pembelajaran III 19
4. Rencana Pembelajaran IV 22
5. Rencana Pembelajaran V 25
6. Rencana Pembelajaran VI 28
7. Rencana Pembelajaran VII 31
HASIL EVALUASI TERHADAP SISWA
PENUTUP
DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN JEMBER
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI ARJASA
Jl. Letnan Suprayitno No 24 Telp 0331-540345

ANALISIS PEKAN EFEKTIF

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas : VIII ( Delapan )
Jam Pelajaran : 32
Semester : Genap
Tahun Pelajaran : 2008/2009

A. PERHITUNGAN LOKASI WAKTU
1. Banyaknya Pekan
No BULAN BANYAK PEKAN PEKAN EFEKTIF PEKAN TIDAK EFEKTIF
1 Januari 1 1 -
2 Pebruari 4 4 -
3 Maret 4 3 1
4 April 5 4 1
5 Mei 4 2 2
6 Juni 4 2 2
JUMLAH 22 16 6

2. Banyaknya Pekan Tidak Efektif
1 UTS Genap = 1 Pekan
2 UAS Genap = 2 Pekan
3 UAN = 1 Pekan
4 UAM = 1 Pekan
Jumlah = 5 Pekan


3. Jumlah Pekan Efektif
Jumlah Pekan Tersedia - Pekan Tidak Efektif = Pekan Efektif
22 - 6 = 16

4. Jumlah Jam Efektif
Banyak Pekan Efektif x Jumlah Jam/Minggu = Jam Efektif
16 x 2 = 32

B. DISTRIBUSI ALOKASI WAKTU
1 Tatap Muka = 12 Pekan 24 Jam
2 Ulangan Harian = 2 Pekan 4 Jam
3 Cadangan / Review = 2 Pekan 4 Jam
4 UAS Genap = 2 Pekan 4 Jam
5 UTS Genap = 1 Pekan 2 Jam
Jumlah = 19 Pekan 38 Jam


Mengetahui,
Kepala MTs Negeri Arjasa


AH. Toyyib, S. Ag
NIP. 150.190.699 Jember, 27 Januari 2009
Guru Mata Pelajaran


Sri Chikmawati, S. Ag
NIP. 150.276.585


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : MTs Negeri Arjasa
Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : VIII ( Delapan ) / Genap
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit
Pertemuan : Ke 1

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator



I. Tujuan Pembelajaran

II. Materi Ajar

III Metode Pembelajaran
:

:
:



:

:

: Memahami perkembangan Islam pada masa dinasti Al Ayyubiyah
Menceritakan sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah
a. Siswa dapat menyebutkan peristiwa yang melatar belakangi berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah
b. Siswa dapat mengetahui kronologi sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah
Siswa mampu memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah

Ceramah dan tanya jawab dengan strategi Every one is a teacher

IV Langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal
• Guru-siswa memberi salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran
• Guru memeriksa kehadiran siswa melalui absensi
• Siswa mempersiapkan buku SKI
• Guru memberi motivasi tentang pentingnya belajar sejarah


B. Kegiatan Inti
• Guru menyampaikan standar kompetensi dari materi yang akan dipelajari
• Guru memberikan gambaran awal tentang Dinasti Al Ayyubiyah
• Guru meminta siswa bersama-sama membaca materi tentang sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah
• Guru memberikan kertas kosong kepada siswa dan meminta siswa menulis pertanyaan sesuai dengan materi
• Guru saling menukarkan pertanyaan dan memastikan semua siswa mendapatkan pertanyaan dari siswa yang lain
• Guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada di tangannya masing-masing
C. Kegiatan Akhir
• Guru meminta siswa untuk mengulang membaca materi yang telah dipelajari di rumah
• Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk membuat ringkasan materi yang telah dipelajari
• Guru mengakhiri pelajaran dengan membaca doa
• Guru mengucapkan salam sebelum keluar kelas

V Alat dan sumber belajar : Buku Sejarah kebudayaan Islam
VI Penilaian : Tes tulis
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
1 Siapakah pendiri Dinasti Al Ayyubiyah ? • Shalahuddin Al Ayyubi
2 Dimanakah wilayah kekuasaan Dinasti Al Ayyubiyah ? • Di Mesir
3 Sebelum Dinasti Al Ayyubiyah berdiri siapakah yang berkuasa di Mesir ? • Dinasti Fathimiyah
4 Pada tahun berapakah Dinasti Al Ayyubiyah berdiri ? • Pada tahun 1174
5 Kekuasaan Dinasti Al Ayyubiyah meliputi wilayah mana sajakah ? • Mesir, Afrika Utara, Hejaz, Suriah

Jember, 05 Pebruari 2009
Guru Pamong


Sri Chikmawati, S. Ag
NIP. 150.276.585
Mahasiswa Praktikan


Siti Romlah
NIM. 084061421
Mengetahui,
DosenPembimbing Lapangan


Abdul Rahim, S. Si, M. Si
NIP. 150.300.940


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : MTs Negeri Arjasa
Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : VIII ( Delapan ) / Genap
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit
Pertemuan : Ke 2

Standar Kompetensi : Memahami perkembangan Islam pada masa dinasti Al Ayyubiyah
Kompetensi Dasar : Menceritakan sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah
Indikator : a. Siswa dapat menyebutkan peristiwa yang melatar belakangi berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah
b. Siswa dapat mengetahui kronologi sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah

I. Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
II. Materi Ajar : Sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah
III. Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab dengan strategi kuis true or false
IV. Langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal
• Guru-siswa memberi salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran
• Guru memeriksa kehadiran siswa melalui absensi
• Siswa mempersiapkan buku SKI
• Guru mereview materi minggu yang lalu



B. Kegiatan Inti
• Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari materi yang akan dipelajari
• Guru memberikan penjelasan tentang asal usul berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah
• Guru membagi kertas berisi pernyataan benar adan pernyataan yang salah
• Guru meminta siswa membaca pernyataan itu sekaligus meminta siswa memberi klasifikasi mengenai pernyataan itu
• Guru memberikan penjelasan atas klasifikasi yang disampaikan siswa
D. Kegiatan Akhir
• Guru meminta siswa mempelajari kembali materi di rumah
• Guru memberikan tugas rumahkepada siswa
• Guru mengakhiri pelajaran do’a
• Guru mengucapkan salam sebelum keluar kelas
V. Alat dan sumber belajar : Buku Sejarah kebudayaan Islam
Ensiklopedi Islam untuk pelajar
VI. Penilaian : Tes lisan dan tes tulis
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
1 Orang Eropa menyebut nama Shalihuddin dengan sebutan ……. • Saladin
2 Dinasti Al Ayyubiyah adalah kelanjutan dari Dinasti .... • Dinasti Fathimiyah
3 Madzhab apakah yang dianut oleh Dinasti Al Ayyubiyah? • Madzhab Sunni
4 Mengapa Shalahuddin terkenal di kalangan Eropa ? • Karena Shalahuddin adalah salah satu panglima perang Islam dalam peristiwa perang salib melawan orang-orang Eropa
5 Ceritakan dengan singkat sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah

Jember, 12 Pebruari 2009
Guru Pamong


Sri Chikmawati, S. Ag
NIP. 150.276.585
Mahasiswa Praktikan


Siti Romlah
NIM. 084061421
Mengetahui,
DosenPembimbing Lapangan


Abdul Rahim, S. Si, M. Si
NIP. 150.300.940

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : MTs Negeri Arjasa
Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : VIII ( Delapan ) / Genap
Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit
Pertemuan : Ke 1
Standar Kompetensi : Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Indikator : Siswa dapat menceritakan kemajuan-kemajuan di bidang pendidikan pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
II. Materi Ajar : Perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
III Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab dengan strategi Guided Note Taking ( catatan terbimbing )
IV Langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal
• Guru-siswa memberi salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran
• Siswa mempersiapkan buku SKI
• Guru mereview materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya
B. Kegiatan Inti
• Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari materi yang akan dipelajari
• Guru memberikan penjelasan tentang metode pembelajaran dengan strategi Guided Note Taking ( catatan terbimbing )
• Guru memeberikan hand out materi pelajaran yang telah dikosongi pada bagian-bagian tertentu
• Guru menjelaskan bahwa guru sengaja memberikan ruangan kosong pada bagian-bagian tertentu dari hand out dengan tujuan agar mereka tetap berkonsentrasi mendengarkan penjelasan dari guru
• Guru meminta siswa membacakan hasil catatannya
• Guru memberikan klasifikasi
C. Kegiatan Akhir
• Guru meminta siswa mempelajari kembali materi yang telah di sampaikan oleh guru
• Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa
• Guru mengucapkan salam sebelum keluar kelas
V Alat dan sumber belajar : Buku Sejarah kebudayaan Islam
Ensiklopedi Islam untuk pelajar dan LKS
VI Penilaian : Tes tulis dan tes lisan
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
1 Pada masa Bani Ayyubiyah madzhab negara yang dulunya Syi ah diganti dengan mahzhab ........... 1. Sunni
2 Madrasah-madrasah pada masa Dinasti Ayyubiyah bermadzhab … 2. Syafi’i dan Maliki
3 Benteng pertahanan yang dibangun pada masa Dinasti Al Ayyubiyah adalah ………. 3. Qal’atul Jabal
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
4 Sebutkan usaha-usaha yang dilakukan penguasa-penguasa Ayyubiyah untuk memajukan rakyatnya 4. Mengganti Madhzab dari syi’ah ke Madhzab Sunni
Mengganti pemerintahan yang korup
Memecat pegawai yang bersekongkol dengan penjahat

Jember, 19 Pebruari 2009
Guru Pamong


Sri Chikmawati, S. Ag
NIP. 150.276.585
Mahasiswa Praktikan


Siti Romlah
NIM. 084061421
Mengetahui,
DosenPembimbing Lapangan


Abdul Rahim, S. Si, M. Si
NIP. 150.300.940

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : MTs Negeri Arjasa
Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : VIII ( Delapan ) / Genap
Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit
Pertemuan : Ke 2

Standar Kompetensi : Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Indikator : Siswa dapat menceritakan sejarah pertumbuhan dan perkembangan Al-Azhar
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
II. Materi Ajar : Sejarah pertumbuhan dan perkembangan Al-Azhar
III Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab dengan strategi Guide Note Taking dan Crossword puzzle
IV Langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal
• Guru-siswa memberi salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran
• Memeriksa kehadiran siswa melalui absensi
• Siswa mempersiapkan buku SKI
• Guru mereview materi pelajaran sebelumnya
B. Kegiatan Inti
• Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari materi yang akan dipelajari
• Guru menjelaskan metode belajar dengan strategi Guide Note Taking dan crossword puzzle
• Guru memeberikan hand out materi pelajaran yang telah dikosongi pada bagian-bagian tertentu
• Guru menjelaskan bahwa guru sengaja memberikan ruangan kosong pada bagian-bagian tertentu dari hand out dengan tujuan agar mereka tetap berkonsentrasi mendengarkan penjelasan dari guru
• Guru meminta siswa membacakan hasil catatannya
• Guru memberikan klasifikasi
D. Kegiatan Akhir
• Guru meminta siswa mempelajari kembali materi yang telah di sampaikan oleh guru
• Guru memberi tugas rumah dengan crossword puzzle quiz
• Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa
• Guru mengucapkan salam sebelum keluar kelas

V Alat dan sumber belajar : Buku Sejarah kebudayaan Islam
Ensiklopedi Islam untuk pelajar
LKS

VI Penilaian : Tes tulis dan tes lisan
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
1 Siapakah yang mendirikan Al-Azhar ? 1. Jauhar al katib, al siqli
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
2 Pada masa pemerintahan siapakah Al-Azhar didirikan ? 2. Pada masa pemerintahan Dinasti Fatiniyah
3 Sebelum diganti nama menjadi Al-azhar masjid itu bernama ………..
3. Masjid Al qahirah
4 Siapakah Ya’kub Ibu Killis ? 4. Ya’kub Ibu Killis adalahorang yang mengusulkan nama Al-Azhar untuk masjid Al-Qahirah. Di adalah seorang wazir khlifah Al Aziz Billah

Jember, 26 Pebruari 2009
Guru Pamong


Sri Chikmawati, S. Ag
NIP. 150.276.585
Mahasiswa Praktikan


Siti Romlah
NIM. 084061421
Mengetahui,
DosenPembimbing Lapangan


Abdul Rahim, S. Si, M. Si
NIP. 150.300.940

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : MTs Negeri Arjasa
Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : VIII ( Delapan ) / Genap
Alokasi Waktu : 6 x 40 Menit
Pertemuan : Ke 3

Standar Kompetensi : Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Indikator : Siswa dapat menceritakan perkembangan Al-Azhar pada masa pemerintahan Dinasti Al Ayyubiyah
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mendeskripsikan perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
II. Materi Ajar : Perkembangan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
III Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab dengan strategi Reading Guide ( Panduan Membaca )
IV Langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal
• Guru-siswa memberi salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran
• Memeriksa kehadiran siswa melalui absensi
• Siswa mempersiapkan buku SKI
• Guru mereview materi pelajaran sebelumnya
B. Kegiatan Inti
• Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari materi yang akan dipelajari
• Guru menjelaskan metode belajar dengan strategi Reading Guide
• Guru memeberikan hand out 1 yang berisi bahan bacaan dan hand out 2 yang berisi pertanyaan atau kisi-kisi penting bacaan kepada siswa
• Guru dan siswa membahas pertanyaan atau kisi-kisi tersebut dengan mananyakan jawabannya kepada siswa
• Guru memberikan klarifikasi
C. Kegiatan Akhir
• Guru meminta siswa mempelajari kembali materi yang sudah dipelajari
• Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa
• Guru mengucapkan salam sebelum keluar kelas

V Alat dan sumber belajar : Buku Sejarah kebudayaan Islam
Ensiklopedi Islam untuk pelajar

VI Penilaian : Tes tulis dan tes lisan
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
1 Sebutkan kebijakan-kebijakan yang diambil oleh Syalahuddin atas Al-azhar ? 1. - Al-Azhar tidak boleh lagi digunakan untuk sholat Jum’at dan madrasah.
- Al-Azhar dilarang dijadikan sebagai tempat belajar baik ilmu agama maupun ilmu umum.
2 Apakah alasan Syalahuddin mengeluarkan kebijakan penutupan Al-azhar ?
2. Karena Al-Azhar pada masa Dinasti Fathimiyah dijadikan wadah untuk mempropagandakan ajaran Syi’ah
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
3 Hukum-hukum pada masa pemerintahan Dinasti Al Ayyubiyah menganut madzhab ..... 3. Syafi’i
4 Apakah Kulliyat itu ? 4. Kulliyat adalah pengajian tinggi oleh Dinasti Ayyubiyah sebagai ganti pembelajaran di Al-Azhar

Jember, 05 Maret 2009
Guru Pamong


Sri Chikmawati, S. Ag
NIP. 150.276.585
Mahasiswa Praktikan


Siti Romlah
NIM. 084061421
Mengetahui,
DosenPembimbing Lapangan


Abdul Rahim, S. Si, M. Si
NIP. 150.300.940

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : MTs Negeri Arjasa
Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : VIII ( Delapan ) / Genap
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit
Pertemuan : Ke 1

Standar Kompetensi : Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Indikator : Siswa dapat menyebutkan tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mengetahui dan mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
II. Materi Ajar : Ilmuwan muslim pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
III Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab dengan strategi Reading Aloud
IV Langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal
• Guru-siswa memberi salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran
• Memeriksa kehadiran siswa melalui absensi
• Siswa mempersiapkan buku SKI
• Guru mereview materi pelajaran sebelumnya



B. Kegiatan Inti
• Guru menyampaikan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari materi yang akan dipelajari
• Guru memberikan gambaran awal bagaimana agama memberi tuntunan kepada umatnya untuk menuntut ilmu
• Guru menjelaskan bahwa belajar hari ini akan menggunakan strategi reading aloud
• Guru membagikan hand out mengenai materi yang akan dipalajari
• Guru membacakan dengan keras isi hand out dan meminta siswa memberi tanda pada poin-poin yang mereka anggap penting
• Guru meminta beberapa siswa membacakan hasil resumenya
• Guru memberi klarifikasi
C. Kegiatan Akhir
• Guru meminta siswa mempelajari kembali materi yang telah dipelajari
• Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa
• Guru mengucapkan salam sebelum keluar kelas

V Alat dan sumber belajar : Buku Sejarah kebudayaan Islam
Ensiklopedi Islam untuk pelajar


VI Penilaian : Tes lisan dan tes tulis
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
1 Sebutkan tokoh-tokoh ilmuwan muslim pada masa Dinasti ayyubiyah ? • Musa Ibnu Maimoon atau Maimoonides
• Abdul Latief Al Baghdadi
• Kahin Az Attar
• Dawud Al Intaki
• Ibn Al baytar
2 Sebutkan ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa Dinasti Ayyubiyah ? • Ilmu Filsafat
• Ilmu Kedokteran
• Ilmu Farmasi
• Ilmu tentang hewan ( Zoologi )
• Ilmu astronomi

Jember, 12 Maret 2009
Guru Pamong


Sri Chikmawati, S. Ag
NIP. 150.276.585
Mahasiswa Praktikan


Siti Romlah
NIM. 084061421
Mengetahui,
DosenPembimbing Lapangan


Abdul Rahim, S. Si, M. Si
NIP. 150.300.940

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : MTs Negeri Arjasa
Mata pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : VIII ( Delapan ) / Genap
Alokasi Waktu : 4 x 40 Menit
Pertemuan : Ke 2

Standar Kompetensi : Memahami perkembangan Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
Indikator : • Siswa dapat menyebutkan tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
• Siswa dapat meneladani ketekunan para ulama dalam mengembangkan ilmu agam aIslam
I. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat mengetahui dan mengidentifikasi tokoh ilmuwan muslim dan perannya dalam kemajuan kebudayaan atau peradaban Islam pada masa Dinasti Al Ayyubiyah
II. Materi Ajar : Meneladani ketekunan para ulama dalam mengembangkan ilmu agam Islam

III Metode Pembelajaran : Ceramah dan tanya jawab, diskusi kelompok
IV Langkah Pembelajaran : A. Kegiatan Awal
• Guru memberi salam dan berdoa sebelum memulai pelajaran
• Memeriksa kehadiran siswa melalui absensi
• Siswa mempersiapkan buku SKI
• Guru mereview materi pelajaran sebelumnya
B. Kegiatan Inti
• Guru menyampaikan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok yang akan dipelajari
• Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
• Guru meminta siswa untuk mendiskusikan dalam kelompok tentang ketekunan para ulama dalam mengembangkan ilmu agama Islam
• Guru meminta siswa membacakan hasil diskusinya
• Guru memberi klarifikasi
C. Kegiatan Akhir
• Guru menyampaikan kesimpulan hasil diskusi kelas
• Guru meminta siswa mempelajari kembali materi yang telah dibahas
• Guru mengakhiri pelajaran dengan berdoa
• Guru mengucapkan salam sebelum keluar kelas

V Alat dan sumber belajar : Buku Sejarah kebudayaan Islam
Ensiklopedi Islam untuk pelajar
VI Penilaian : Tes tulis dan tes lisan
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
1 Apakah pengertian ulama ? • Ulama adalah orang yang memiliki ilmu agama dan ilmu pengetahuan kealaman yang dengan ilmu dan pengetahuannya tersebut memiliki rasa takut dan tunduk kepada Allah SWT
No Butir-Butir Soal Kunci jawaban
2 Bagaimana tuntunan agama Islam kepada umatnya untuk menuntut ilmu? Berilah contoh dalam bentuk ayat di Al-Quran dan Al-Hadits? • Qs. Al-Alaq 1-5
• Hadits :
Tulis Arab
Artinya : “ Tuntutlah ilmu dari Guai’an sampai ke liang lahad “.
3 Sebutkan sifat-sifat ulama yang patut kita teladani ? • Tekun, Zuhud, berwawasan luas, beramar mahruf nahi munkar dan lain-lain

Jember, 19 Maret 2009
Guru Pamong


Sri Chikmawati, S. Ag
NIP. 150.276.585
Mahasiswa Praktikan


Siti Romlah
NIM. 084061421
Mengetahui,
DosenPembimbing Lapangan


Abdul Rahim, S. Si, M. Si
NIP. 150.300.940

PENUTUP

Praktik Pengalaman Lapangan ( PPL ) II sebagai kelanjutan dari PPL I merupakan suatu upaya peningkatan pemahaman dan pengalaman mahasiswa secara nyata tentang penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di sekolah atau madrasah. Diharapkan pelaksanaan program kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dalam menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa sehingga mapu menjadi tenaga pendidikan yang profesional seperti yang dicita-citakan dunia pendidikan.
Banyak hal baru dan menarik yang ditemui di lapangan, baik mengenai manajemen pendidikan, perilaku anak didik, maupun manajemen pembelajaran. Hal itu mejadi sumbangsih yang tiada ternilai bagi kami, walaupun waktu pelaksanaan PPL hanya dalam waktu yang relatif singkat. Namun tidak salah kiranya jika kami berharap bahwa pelaksanaan PPL II pada waktu-waktu yang akan datang waktu pelaksanaannya diperpanjang, selain itu adanya seleksi yang lebih selektif pada pelaksanaan PPL i juga patut dipertimbangkan kembali demi peningkatan kualitas praktikan yang akan terjun ke lapangan. Dengan ini, kami berharap pelaksanaan PPL II di waktu yang akan datang semakin baik dan jauh lebih baik.
Lampiran 1
DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN JEMBER
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI ARJASA
Jl. Letnan Suprayitno No 24 Telp 0331 540345
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas / Semester : VIII / Genap Waktu : 2 x 40 Menit
Nama : …………………….

I Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar !
1. Pendiri Dinasti Ayyubiyah adalah .........
a. Ibnu Ayyub b. Shalahuddin al Ayyubi c. Nuruddin Zanki d. Turansyah
2. Orang Eropa menyebut nama Shalahuddin dengan sebutan .............
a. Saladin b. Aladin c. Salomon d. Sholehudin
3. Orang-orang Eropa mengenal Shalahuddin ketika perang .............
a. Badar b. Salib c. Suci d. Siffin
4. Pusat pemerintahan Dinasti Ayyubiyah adalah .............
a. Palestina b. Yerussalem c. Mesir d. Arab
5. Dinasti Ayyubiyah adalah kelanjutan dari Dinasti .............
a. Indrisiyah b. Thuluniyah c. Ikhsidiyah d. Fathimiyah
6. Pada masa Dinasti Ayyubiyah, madzhab negara yang dulunya syi’ah diganti dengan madzhab .............
a. Sunni b. Khawarij c. Jabariyah d. Qodariyah
7. Madrasah-madrasah yang didirikan oleh Dinasti Ayyubiyah mayoritas bermadzhab
a. Hanafi b. Hanbaii c. Syafi’i dan Maliki d. Maliki
8. Nama ”Jami’ Al-Azhar” mulai dikenal masyarakat Islam pada masa Dinasti .......
a. Fathimiyah b. Ayyubiyah c. Aghlabiyah d. Indrisiyah
9. Sultan wanita ( Sultanah ) pertama mesir adalah ...........
a. Az-Zahra b. Fathimah c. Syajaratud Durr d. Fauziyah
10. Perang yang dilancarkan Shalahuddin untuk menangkis serangan pasukan salib adalah ............
a. Perang Badar b. Parang Hattin c. Perang Khandaq d. Perang Jamal

11. Pendiri Al-Azhar adalah ..........
a. Najmudin bin Ayyub c. Jauhar as Siqili
b. Shalahuddin d. Malikus Saleh
12. Sebelum bernama Al-Azhar, masjid itu bernama ...........
a. Al-Ikhlas b. Al-Falah c. Al-Qahiroh d. Al-Jauhar
13. Perubahan nama dari Al-Qahiroh menjadi Al-Azhar adalah atas usulan ……….
a. Ya’kub ibn Killis b. Al Muiz c. Al Mansur d. Al Jaulah
14. Selain sebagai tempat ibadah, pada masa Dinasti Fathimiyah Al-Azhar juga digunakan sebagai ………
a. Tempat propaganda syiah c. Sidang kholifah
b. Bermain d. a dan c benar
15. Benteng pertahanan yang di bangun Shalahuddin Al Ayyubi adalah ........
a. Acre b. Qal’atu Jabal c. Rasyidin Sinan d. Hattin
16. Dinasti Ayyubiyah diambil dari nama Ayyub, yaitu nama seorang ........
a. Kholifah b. Nabi c. Malaikat d. Wazir
17. Hakim agung pertama yang memberikan ceramah umum di Al-Azhar adalah .......
a. Ali Hasan
b. Abu Hasan Nu’man bin Muhammad al Qirawaniy
c. Al-Qiram
d. Jauhar As Siqili
18. Lembaga yang bertugas memberantas buta huruf pada masa Abbasiyah adalah......
a. Khan b. Kuttab c. Halaqah d. Zawiyah
19. Seorang ahli bahasa yang hidup pada masa Dinasti Ayyubiyah ..........
a. Al Hufi b. Al Mansur c. Al Zaitun d. Sofyan Tsauri
20. Salah satu ajaran Syi’ah adalah ………..
a. Taqiyah b. Hulul c. Mahabbah d. Ma’rifat
21. Kota pelabuhan di utara sungai Nil adalah .............
a. Aka b. Tikrit c. Dimyati d. Tigris
22. Ibu kota mesir adalah ..........
a. Turki b. Kairo c. Bagdad d. Tunisia

23. Mesir terletak di benua ..........
a. Amerika b. Asia c. Eropa d. Afrika
24. Wazir adalah jabatan setingkat ............
a. Perdana menteri b. Raja c. Panglima d. Sultan
25. Qadi adalah jabatan sebagai ..............
a. Jaksa b. Polisi c. Hakim d. Pengacara

II Jawablah dengan benar pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !
1. Siapakah pendiri Dinasti Al Ayyubiyah ?
2. Sebelum Dinasti Al Ayyubiyah berdiri, siapakah yang berkuasa di Mesir ?
3. Daerah mana sajakah yang menjadi wilayah kekuasaan Dinasti Al Ayyubiyah ?
4. Madzhab apakah yang dianut oleh Dinasti Al Ayyubiyah ?
5. Mengapa Shalahuddin terkenal di kalangan Eropa ?
6. Apakah nama benteng pertahanan yang di bangun di Kairo pada masa pemerintahan Dinasti Al Ayyubiyah ?
7. Sebutkan usaha-usaha yang dilakukan Shalahuddin untuk mewujudkan rakyatnya?
8. Ceritakan dengan singkat sejarah berdirinya Dinasti Al Ayyubiyah ?
9. Siapakah yang mendirikan Al-Azhar ?
10. Apakah yang kamu ketahui tentang Al-Azhar ?


= SELAMAT MENGERJAKAN =
KUNCI JAWABAN

1. b 6. a 11. c 16. b 21. c
2. a 7. c 12. c 17. b 22. b
3. b 8. a 13. a 18. b 23. d
4. c 9. c 14. a 19. a 24. a
5. d 10. b 15. b 20. a 25. c


1. Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Shalahuddin Al ayyubi
2. Dinasti Fathimiyah
3. Afrika utara, Hejaz, mesir dan Suriah
4. Madzhab Sunni
5. Karena Shalahuddin merupakan seorang panglima perang yang gigih melawan orang-oarang Eropa dalam perang salib
6. Qal’atul Jabal
7. - Menganti madzhab negara dari syi’ah ke Sunni
- Mengganti pemerintahan yang korup
- Memecat pegawai yang bersekongkol dengan penjahat
8. Dinasti Ayyubiyah didirikan oleh Shalahuddin Al Ayyubi putra dari Najmudin bin Ayyub. Beliau lahir di Tikrit, Irak. Karir politiknya dimulai sejak Shalahuddin mengikuti ekspedisi pamannya ke mersir. Ekspedisi itu dilakukan karena penguasa Dinasti fathimiyah yaitu al Adid li Dinillah telah tua dan sakit meminta bantuan kepada Nuruddin Zanki untuk menahan serangan tentara salib. Setelah al Adid wafat, Salahuddin menjadi penguasa di Mesir. Namun ia masih tetap merupakan bawahan dari Nurruddin memproklamirkan diirinya sebagai penguasa menggantikan Bani Zanki, sejak saat itulah Dinasti Ayyubiyah berdiri dan beberapa tahun kemudian mendapat pengakuan dari khalifah Abbasiyah.


9. Jauhar Katib As Siqili
10. Al-Azhar adalah sebuah masjid yang dibangun pada masa Dinasti Fathimiyah. Awalnya Al-Azhar bernama masjid Al Qahirah menjadi Al-Azhar. Al-azhar selain sebagai tempat ibadah, juga mulai berkembang menjadi sebuah lembaga tinggi yang memiliki sistem pendidikan tinggi.
LAMPIRAN 2

DAFTAR NILAI
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI ARJASA
KELAS VIII B
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

No NAMA Tugas 1 Tugas 2
1 Abdul Fatah 100
2 Abdul Rahman 100
3 Abdullah 100
4 Achmad Ubaidillah Haqi 82 100
5 Agung Purbo Setiawan 100
6 Ahmad Faishal 45 100
7 Andrik Muhammad
8 Bahri Suryadi 100
9 Candra Wahyu 80
10 Eka Nur Wahyuni 54 100
11 Emi Nita Sari 90 100
12 Ervan 100
13 Erza Warda Nila 62 100
14 Habibillah 100
15 Indra 100
16 Irfatul Badriah 82 100
17 Lukman Hakim 100
18 M. Afiata 70 100
19 M. Fadil Al Qurbi 100
20 Megawati Jeni herwana 68 100
21 Misbahul 68 100
No NAMA Tugas 1 Tugas 2
22 Moh. Ali Rosidin 100
23 Moh. Kholil 90
24 Muh. Musayyin 90
25 Muh. Wira Yuda 100
26 Nur Lela Sri 55 100
27 Raudatul Jannah 73 100
28 Rizal Adi Gunawan 45 100
29 Samsul Arifin 100
30 Siti Aisah 54 100
31 Siti Khusaimah 75 100
32 Siti Nur Azizah 50 100
33 Siti Romlah 50 100
34 Slamet Pribadi 100
35 Sofi Ansori 68 100
36 Suyong Surya Pratama
37 Tifani Hofiah 100
38 Uun Farida 82 100
39 Wahyu Rahmawati 73 100
40 Wati Nur hayati 70 100

LAMPIRAN 3

DAFTAR NILAI
MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI ARJASA
KELAS VIII A
TAHUN PELAJARAN 2008/2009

No NAMA Tugas 1 Tugas 2
1 A. Zauqi 85
2 Abdul Hamid 100
3 Abdul Wafi 100
4 Ade Purnama Indriani 100
5 Adi Wibowo 90
6 Ahmad Baihaqi
7 Ahmad Wahyudi 90
8 Adrik Rudiawan 90
9 Budiyanto 100
10 Dedi Suryanto 80
11 Desiyanti 100
12 Faid Fadila 100
13 Fauzi Nur Pancari 95
14 Herlinda Istiharah FH 100
15 Ifan Purwanto 100
16 Kikik Selamet 90
17 Lutfiyatul Latifah 100
18 M. Basir 100
19 M. Irwan Purwanto 95
20 Misbahul Hasan 100
21 Moh. Taufik 90
No NAMA Tugas 1 Tugas 2
22 Moh. Saifurrohim 85
23 Muhammad Rofiqi 90
24 Muhammad Yatim
25 Nur Imamah Megawati 100
26 Oktaviana 100
27 Rewwinda Qory Nuril Jannah 95
28 Saifullah 95
29 Siti Aisyah 100
30 Siti Nur Afifah 95
31 Siti Raudatul 100
32 Slamet Riyadi 100
33 Sri Astutik
34 Uswatun Hasanah 100
35 Waginematul Waqi’ah 100
36 Wakik Rahayu 100
37 Yunita Indriani 95
38 Andrio Bagus Saputra 100
39 Rizal Fathoni

LAMPIRAN 4

DAFTAR HADIR KELAS VIII A

No NAMA PERTEMUAN
1 2 3 4 5 6 7
1 A. Zauqi . . . .
2 Abdul Hamid . . . .
3 Abdul Wafi . . . .
4 Ade Purnama Indriani . . . .
5 Adi Wibowo . . . .
6 Ahmad Baihaqi . . A .
7 Ahmad Wahyudi . . . .
8 Adrik Rudiawan . . . .
9 Budiyanto . . . .
10 Dedi Suryanto . . . .
11 Desiyanti . . . .
12 Faid Fadila . . . .
13 Fauzi Nur Pancari . . . .
14 Herlinda Istiharah FH . . . .
15 Ifan Purwanto . . . .
16 Kikik Selamet . . . .
17 Lutfiyatul Latifah . . . .
18 M. Basir . A . .
19 M. Irwan Purwanto . . . .
20 Misbahul Hasan . . . .
21 Moh. Taufik . . . .
22 Moh. Saifurrohim . . . .
23 Muhammad Rofiqi . . . .
24 Muhammad Yatim . . A .
No NAMA PERTEMUAN
1 2 3 4 5 6 7
25 Nur Imamah Megawati . . . .
26 Oktaviana . . . .
27 Rewwinda Qory Nuril Jannah . . . .
28 Saifullah . . . .
29 Siti Aisyah . . . .
30 Siti Nur Afifah . . . .
31 Siti Raudatul . . . .
32 Slamet Riyadi . . . .
33 Sri Astutik . . A .
34 Uswatun Hasanah . . . .
35 Waginematul Waqi’ah . . . .
36 Wakik Rahayu . . . .
37 Yunita Indriani . . . .
38 Andrio Bagus Saputra . . . .
39 Rizal Fathoni . . A A

DAFTAR HADIR KELAS VIII B

No NAMA PERTEMUAN
1 2 3 4 5 6 7
1 Abdul Fatah . . . .
2 Abdul Rahman . . . .
3 Abdullah . . . .
4 Achmad Ubaidillah Haqi . . . .
5 Agung Purbo Setiawan . . A .
6 Ahmad Faishal . . . .
7 Andrik Muhammad . A . .
8 Bahri Suryadi . . . .
9 Candra Wahyu . . . .
10 Eka Nur Wahyuni . . . .
11 Emi Nita Sari . . . .
12 Ervan . . . .
13 Erza Warda Nila . . . .
14 Habibillah . . . .
15 Indra . . . .
16 Irfatul Badriah . . . .
17 Lukman Hakim . . . .
18 M. Afiata . . . .
19 M. Fadil Al Qurbi . . . .
20 Megawati Jeni herwana . . . .
21 Misbahul . . . .
22 Moh. Ali Rosidin . . . .
23 Moh. Kholil . . . .
24 Muh. Musayyin . . . .
25 Muh. Wira Yuda . . . .
26 Nur Lela Sri . . . .
No NAMA PERTEMUAN
1 2 3 4 5 6 7
27 Raudatul Jannah . . . .
28 Rizal Adi Gunawan . . . .
29 Samsul Arifin . . . .
30 Siti Aisah . . . .
31 Siti Khusaimah . . . .
32 Siti Nur Azizah . . . .
33 Siti Romlah . . . .
34 Slamet Pribadi . A . .
35 Sofi Ansori . . . .
36 Suyong Surya Pratama . A . .
37 Tifani Hofiah . . . .
38 Uun Farida . . . .
39 Wahyu Rahmawati . . . .
40 Wati Nur hayati . . . .
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
PERANGKAT PEMBALAJARAN
6. Kalender Pendidikan 1
7. Analisis Pekan Efektif 2
8. Program Tahunan 4
9. Program Semester 7
10. Pengembangan Silabus 10
RENCANA PEMBELAJARAN
8. Rencana Pembelajaran I 13
9. Rencana Pembelajaran II 16
10. Rencana Pembelajaran III 19
11. Rencana Pembelajaran IV 22
12. Rencana Pembelajaran V 25
13. Rencana Pembelajaran VI 28
14. Rencana Pembelajaran VII 31
HASIL EVALUASI TERHADAP SISWA
PENUTUP
DEPARTEMEN AGAMA KABUPATEN JEMBER
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI ARJASA
Jl. Letnan Suprayitno No 24 Telp 0331-540345

ANALISIS PEKAN EFEKTIF

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas : VIII ( Delapan )
Jam Pelajaran : 32
Semester : Genap
Tahun Pelajaran : 2008/2009

A. PERHITUNGAN LOKASI WAKTU
1. Banyaknya Pekan
No BULAN BANYAK PEKAN PEKAN EFEKTIF PEKAN TIDAK EFEKTIF
1 Januari 1 1 -
2 Pebruari 4 4 -
3 Maret 4 3 1
4 April 5 4 1
5 Mei 4 2 2
6 Juni 4 2 2
JUMLAH 22 16 6

2. Banyaknya Pekan Tidak Efektif
1 UTS Genap = 1 Pekan
2 UAS Genap = 2 Pekan
3 UAN = 1 Pekan
4 UAM = 1 Pekan
Jumlah = 5 Pekan


3. Jumlah Pekan Efektif
Jumlah Pekan Tersedia - Pekan Tidak Efektif = Pekan Efektif
22 - 6 = 16

4. Jumlah Jam Efektif
Banyak Pekan Efektif x Jumlah Jam/Minggu = Jam Efektif
16 x 2 = 32

B. DISTRIBUSI ALOKASI WAKTU
1 Tatap Muka = 12 Pekan 24 Jam
2 Ulangan Harian = 2 Pekan 4 Jam
3 Cadangan / Review = 2 Pekan 4 Jam
4 UAS Genap = 2 Pekan 4 Jam
5 UTS Genap = 1 Pekan 2 Jam
Jumlah = 19 Pekan 38 Jam


Mengetahui,
Kepala MTs Negeri Arjasa


AH. Toyyib, S. Ag
NIP. 150.190.699 Jember, 27 Januari 2009
Guru Mata Pelajaran


Sri Chikmawati, S. Ag
NIP. 150.276.585

tugas makalah MBS

Makalah:
MENUJU KEBEHASILAN MBS

Makalah ini diajukan untuk memenuhi mata kuliyah
“MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH” yang dibina oleh
Bpk. Dr. SUHADI WINOTO












oleh:
Samsul bahri (084053271)





SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)JEMBER
Januari 2009
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan nasional berdasar UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Sementara itu rumusan tujuan pendidikan nasional berdasarkan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Pendidikan Nasional (RUUPN) adalah mengembangkan manusia Indonesia sesuai fitrahnya menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhak mulia, menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, memiliki kesehatan jasmani dan rohani, memiliki keterampilan hidup yang berharkat dan bermartabat, memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri serta memiliki tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan agar mampu mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas.
Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan berbagai strategi. Salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional yang sedang digodok Komite Reformasi Pendidikan (KRP) memuat penerapan manajemen pendidikan berbasis sekolah (MBS, School-Based Management).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian singkat diatas muncul beberapa pertanyaan:
A. Apa dan Bagaimana karakteristik MBS?
B. Bagaimana Kepala Sekolah menurut MBS?
C. Bagaimana strategi implimentasi MBS?
BAB II
Pembahasan
A. Apa dan Bagaimana karakteristik MBS?
MBS merupakan model pengelolaan pendidikan di sekolah dengan pendekatan yang baru dan memerlukan perubahan-perubahan mendasar dalam berbagai aspek. Oleh karena kondisi persekolahan dan daerah yang bervariasi maka diperlukan strategi atau tahapan yang sistematis dan sistemik dalam implementasinya. Manajemen berbasis sekolah pada intinya adalah memberikan kewenangan terhadap sekolah untuk melakukan pengelolaan dan perbaikan kualitassecara terus menerus. Dapat juga dikatakan bahwa manajemen berbasis sekolah pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan (stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk tujuan pendidikan nasional.
MBS adalah bentuk reformasi pendidikan di mana pada prinsipnya sekolah memperoleh kewajiban (responsibility), wewenang (authority), dan tanggung jawab (accountability) dalam meningkatkan kinerja sekolah. Oleh sebab itu MBS menyediakan layanan pendidikan yang menyeluruh dan tanggap terhadap kebutuhan masyarakat sekolah. Prinsip pemerataan (equality), dan keadilan (equity) untuk memperoleh kesempatan pendidikan, efisiensi, dan mutu pembelajaran merupakan karakteristik utama MBS yang dimiliki oleh pendekatan ini. Dalam kaitan ini persyaratan utama yang diperlukan adalah :
(1) adanya kebutuhan untuk berubah (send of change) atau inovasi,
(2) adanya restrukturisasi organisasi pendidikan, dan
(3) proses perubahan sebagai proses belajar, serta
(4) adanya budaya profesional (corporate culture) di sekolah.


B. Bagaimana Kepala Sekolah menurut MBS?
Pemimpin adalah manusia, tetapi tidak semua manusia adalah pemimpin. Kepala sekolah adalah sosok manusia yang idealnya memiliki visi, mampu memberikan inspirasi & motivasi, serta kompeten (Kouzes & Posner). Andrias Harefa menyatakan bahwa berbicara masalah pemimpin dan kepemimpinan, maka kita selalu berurusan dengan soal efektivitas, mengurus people, memberdayakan dan memerdekakan potensi orang. Berbicara masalah efektivitas, maka kita sedang berfokus pada langkah-langkah strategis yang dilakukan kepala sekolah dalam upaya pencapaian prestasi dan peningkatan kinerja bawahannya yang mampu memuaskan stakeholders pendidikan. Mengingat bawahannya adalah people yang relatif memiliki sifat-sifat manusiawi, maka kepala sekolah harus mampu memotivasi dengan baik karena memengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah memimpin, maka kemampuan untuk memengaruhi orang adalah hal yang penting.
Kepala sekolah yang ragu-ragu dalam mengambil keputusan akan mengakibatkan kebimbangan di seluruh organisasi. Dimana tidak ada visi, masyarakat menjadi liar, anarkis, dan kacau balau. Sebab dimana tidak ada visi, di sana sesungguhnya tidak ada pemimpin (Andrias Harefa). Substansinya adalah organisasi tidak akan pernah berjalan dengan baik tanpa visi yang mampu memberikan inspirasi, membangkitkan motivasi, melejitkan antusiasme untuk berkarya, menanamkan nilai nilai perjuangan dan kerja keras yang luar biasa hebat. Visi apa yang seharusnya di usung sebagai kepala sekolah untuk mewujudkan sekolah yang memiliki keunggulan berbasis lokal? Siapkah seorang kepala sekolah memperjuangkan visinya agar dapat dipahami oleh seluruh stakeholders (staf guru, orang tua siswa, masyarakat sekitar sekolah)?Kepala sekolah tanpa memiliki visi, impian memiliki sekolah keunggulan berbasis lokal hanyalah sebuah utopia. sumber : Sahabat Guru implementasi


C. Bagaimana strategi implimentasi MBS?
MBS akan berhasil melalui strategi-strategi berikut ini:
 Pertama, sekolah harus memiliki otonomi terhadap empat hal yaitu dimilikinya kekuasaan dan kewenangan, pengembangan pengetahuan yang berkesinambungan, akses informasi ke segala bagian dan pemberian penghargaan kepada setiap orang yang berhasil.
 Kedua, adanya peran serta masyarakat secara aktif dalam hal pembiayaan, proses pengambilan keputusan terhadap kurikulum dan instruksional serta non-instruksional.
 Ketiga, adanya kepemimpinan kepala sekolah yang mampu menggerakkan dan mendayagunakan setiap sumberdaya sekolah secara efektif.
 Keempat, adanya proses pengambilan keputusan yang demokratis dalam kehidupan dewan sekolah yang aktif.

• Kelima, semua pihak harus memahami peran dan tanggungjawabnya secara sungguh-sungguh.
• Keenam, adanya guidelines dari Departemen terkait sehingga mampu mendorong proses pendidikan di sekolah secara efisien dan efektif. Guidelines itu jangan sampai berupa peraturan-peraturan yang mengekang dan membelenggu sekolah.
• Ketujuh, sekolah harus memiliki transparansi dan akuntabilitas yang minimal diwujudkan dalam laporan pertanggungjawaban setiap tahunnya.
• Kedelapan, penerapan MBS harus diarahkan untuk pencapaian kinerja sekolah dan lebih khusus lagi adalah meningkatkan pencapaian belajar siswa.
• Kesembilan, implementasi diawali dengan sosialisasi dari konsep MBS, identifikasi peran masing-masing, mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap peran barunya, implementasi pada proses pembelajaran, evaluasi atas pelaksanaan di lapangan dan dilakukan perbaikan-perbaikan.
Tetapi di samping yang tersebut di atas perlu di waspadai terhadap kegagalannya, Wohlstetter dan Mohrman (1996) menyatakan terdapat empat macam kegagalan implementasi MBS:
• Pertama, sekedar mengadopsi model apa adanya tanpa upaya kreatif.
• Kedua, kepala sekolah bekerja berdasarkan agendanya sendiri tanpa pemperhatikan aspirasi seluruh anggota dewan sekolah.
• Ketiga, kekuasaan pengambilan keputusan terpusat pada satu pihak dan cenderung semena-mena.
• Keempat, menganggap bahwa MBS adalah hal biasa dengan tanpa usaha yang serius akan berhasil dengan sendirinya.
Padahal dalam kenyataan implementasi MBS memakan waktu, tenaga, dan pikiran secara besar-besaran. Pengalaman berbagai negara menunjukkan MBS akan bisa dinilai hasilnya setelah lebih dari empat tahun berjalan.
Sudah siapkah sekolah-sekolah menerapkan model MBS?
Sebelum menerapkannya, sebaiknya diantisipasi faktor-faktor kegagalan dan keberhasilan berdasarkan pengalaman negara-negara lain.








BAB III
PENUTUP
• Kesimpulan
MBS sudah merupakan suatu program pemerintah yang harus dilaksanakan sehubungan dengan otonomi pendidikan, maka ada baiknya kalau kita memperhatikan masalah kesiapan mereka. Kesiapan dewan sekolah tersebut dapat ditandai oleh tiga hal. Pertama, adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Mereka harus benar-benar merupakan stakeholder yang memiliki kepedulian tingkat tinggi terhadap pendidikan dan mampu menerjemahkan inovasi pendidikan. Kedua, adanya kerja sama yang harmonis antarberbagai pihak demi terselenggaranya program pendidikan secara optimal. Ketiga, tanggap terhadap aspirasi masyarakat; bukan hanya aspirasi masyarakat yang mampu secara ekonomis, melainkan juga masyarakat yang terpuruk karena krisis ekonomi.
• Saran
Dengan penuh kesadaran diri dan dengan segala kerendahan hati, saya menyadari bahwa hanya Allah-lah yang memiliki segala kesempurnaan, sehingga tentu banyak lagi rahasia-Nya yang belum tergali dan belum kita ketahui. Oleh karena itu saya senantiasa mengharapkan kritik dan saran membangun dari pembaca sekalian sehingga terjadi suatu sinergi yang pada akhirnya akan membuat makalah ini bisa lebih di sempurnakan lagi di masa yang akan datang.




DAFTAR PUSTAKA
• Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Undang-Undang No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta, 1992.

• Fatah, nanang. 2004. konsep manajemen berbasis sekolah(MBS) dan dewan sekolah. Bandung”:pustaka bani quraisy

• Danin sudarwan. 2007 visi baru manajemen sekolah dari unit birokkrasi ke lembaga akademik. Jakarta: Bumi Aksara

• www.-searchengines.com/nurkolis1.html – 10

• www.freelists.org/post/nasional_list/ppiindia-Implementasi-Konsep-MBS-di-Sekolah,1

hadits

Nama : Samsul Bahri MK: Ulumul Hadits
Nim : 084053271
Prodi : Tarbyah / KI
Soal MID Semester

1.Jelaskan perbedaan antara hadits, sunnah dan khabar?
2.Uraikan fungsi hadits terhadap alqur'an?
3.Jelaskan sejarah modifikasi hadist pada abad II dan IV Hijriyah?
4.Apa yang saudara ketahui tentang Rijalul Hadits, Asbabul Wurud dan Taklifi Hadits?
5. Bagaimana sikap saudara menanggapi penngingkaran hadits?

Jawab
1. pendapat ulama' hadits adalah perkataan, perbuatan taqrir nabi.
Sedangkan sunnah adalah perkataan, perbuatan taqrir nabi dan sahabat nabi Cuma perbedaannya sunnah bersifat umum dari pada hadits
Khabar adalah warta atau berita yang di sampaikan seseorang kepada orang lain
ما اضيف الي الثبي صلي الله عليه وسلم اوغيره
2. fungsi hadits terhadap alqur'an adalah sumber hokum ke 2 setelah Al-Qur'an. Apabila di alqur'an ada ayat yang yang Mutasyabihat maka di situlah fungsi hadits berperan.
3. seperti yang sudah diterangkan bahwasannya pada sekitar abad II hijriyah para pemuka hadits di dorong oleh keinginan yang kuat agar hadits nabi itu tidak hilang begitu saja bersama wafatnya para penghafalnya sehingga dari sanalah mereka menghimpun dan membukukan hadits.
Pada abad ke IV hijriah para ulama mulai mendalami dan mempelajari kitab-kitab yang telah di susun sebelumnnya (ulama perintis hadits terdahulu / dalam pembukuan hadits)
4. Rijalul Hadits: dengan ilmu rijalul hadits ini dapat di ketahui keadaan para perawi penerima hadits terpercaya apa tidak, sampai kepada rosulullah.
• Asbabul wurud:
علم يعرف به السبب الدي وردلاجله الحديت والزماث الدي جاء فيه
Ilmu ini membantu kita memahami hadits dan ilmu asbabul wurud memahami teks al qur'an
• Talfikil hadits adalah mengutip hadits secara "bebas"!